Sabtu, 20 September 2013 adalah ke-4
kalinya saya dan teman-teman menghadiri mata kuliah olimpisme di kampus B
Universitas Negeri Jakarta. Ini berarti pertemuan ke-4 saya dan teman-teman
dengan Omjay. Ini berarti juga saya membuat resume yang ke-4 tentang
penyebarluasan olimpisme melalui gerakan olimpiade modern.
Gerakan olimpiade pertama kali
dipelopori oleh Baron Pierre de Coubertin seorang berkebangsaan Perancis yang
dikenal dengan Bapak Olimpiade. Ide dasarnya mengagas gerakan olimpiade adalah
menciptakan kehidupan yang damai di dunia melalui aktivitas olahraga antar
bangsa. Gerakan olimpiade diatur oleh International Olympic Committee (IOC) dan
pertama kali diadakan di Athena pada tahun 1896. Tujuan utama gerakan olimpiade
adalah mempromosikan dan menyebarluaskan paham olimpisme secara umum dan
menanamkan filosofi olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan moral manusia;
mendidik generasi muda melalui olahraga yang dilandasi semangat, saling
pengertian, dan persaudaraan; menyebarluaskan prinsip-prinsip olimpisme ke
seluruh dunia; serta mempertemukan atlet dunia dalam festival olahraga
internasional empat tahunan.
Gambar di atas merupakan simbol gerakan
olimpiade yang terdiri dari 5 cincin dengan 5 warna yang berbeda yang
melambangkan 5 benua beserta warnanya masing-masing. Simbol ini diciptakan oleh
Baron Pierre de Coubertin. Simbol ini diluncurkan pertama kali dan digunakan
pada tahun 1914 dalam Kongres Olimpiade di Antwerpen.
Untuk melakukan gerakan olimpiade dan
penyebarluasan paham olimpiade pada tanggal 23 Juni 1894 dibentuk organisasi non
pemerintah yang diberi nama Komite Olimpiade Internasional (International
Olympiade Committee/IOC) yang merupakan pendiri sekaligus pelaksanan olimpiade.
Organisasi ini selalu berkoordinasi dan bekerjasama dengan Komite Nasional
Olimpiade (National Olympic Committee/NOC) dan Asosiasi Olahraga Kontinental.
Selain itu, IOC juga membawahi komite-komite olimpiade di setiap kontinental.
Penyelenggaraan olimpiade dibagi menjadi dua berdasarkan musimnya, yaitu
olimpiade musim panas dan olimpiade musim dingin.
Indonesia juga berpartisipasi dalam
gerakan olimpiade modern. Banyak atlet-atlet Indonesia yang memenangkan
kejuaraan dan meraih medali emas, perak, dan perunggu. Dengan adanya gerakan
olimpiade modern, secara tidak langsung menjadikan Indonesia menjadi bangsa
yang Citus, Altius, dan Fortius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar