Sabtu, 28 September 2013

Rindu Sahabat

Laut dan ombaknya
Pantai dan pasirnya
Jejak-jejak yang dibuat
Tapak demi tapak yang dilalui
Lengkungan tawa
Air mata
Bahkan emosi serta kegilaan lainnya
Semua mengingatkanku kepada kalian
Kalian yang selalu membuatku tertawa dikala sedih
Kalian yang selalu mengingatkanku jua bahwa tak selamanya bahagia ada pada kita
Bahkan kalian yang selalu dan tak pernah bosan mengajakku ke jalan yang benar
Mungkin kalian tak banyak dikenal orang-orang
Tapi kalian sangat berarti
Bahkan sampai detik ini kalian masih tetap berarti
Di sini aku menantikan kalian
Menunggu kalian
Bahkan sampai menangis merindukan kalian
Jika kalian ada dihadapanku sekarang
Aku takkan bertele-tele untuk mengatakannya
"Aku rindu kalian, wahai sahabat
Aku rindu kalian"
Rasa ingin memeluk kalian
Berbagi cerita yang kita bawa masing-masing
Sahabat
Semoga kalian mendengar
Aku di sini merindukan kalian
Aku di sini ingin berjumpa dengan kalian
Teruntuk kalian, sahabat

Jumat, 27 September 2013

RANGKUMAN KEGIATAN MATA KULIAH OLIMPISME (4) PENYEBARLUASAN OLIMPISME MELALUI GERAKAN OLIMPIADE MODERN



Sabtu, 20 September 2013 adalah ke-4 kalinya saya dan teman-teman menghadiri mata kuliah olimpisme di kampus B Universitas Negeri Jakarta. Ini berarti pertemuan ke-4 saya dan teman-teman dengan Omjay. Ini berarti juga saya membuat resume yang ke-4 tentang penyebarluasan olimpisme melalui gerakan olimpiade modern.
Gerakan olimpiade pertama kali dipelopori oleh Baron Pierre de Coubertin seorang berkebangsaan Perancis yang dikenal dengan Bapak Olimpiade. Ide dasarnya mengagas gerakan olimpiade adalah menciptakan kehidupan yang damai di dunia melalui aktivitas olahraga antar bangsa. Gerakan olimpiade diatur oleh International Olympic Committee (IOC) dan pertama kali diadakan di Athena pada tahun 1896. Tujuan utama gerakan olimpiade adalah mempromosikan dan menyebarluaskan paham olimpisme secara umum dan menanamkan filosofi olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan moral manusia; mendidik generasi muda melalui olahraga yang dilandasi semangat, saling pengertian, dan persaudaraan; menyebarluaskan prinsip-prinsip olimpisme ke seluruh dunia; serta mempertemukan atlet dunia dalam festival olahraga internasional empat tahunan.

olympicflag_color
Gambar di atas merupakan simbol gerakan olimpiade yang terdiri dari 5 cincin dengan 5 warna yang berbeda yang melambangkan 5 benua beserta warnanya masing-masing. Simbol ini diciptakan oleh Baron Pierre de Coubertin. Simbol ini diluncurkan pertama kali dan digunakan pada tahun 1914 dalam Kongres Olimpiade di Antwerpen.
Untuk melakukan gerakan olimpiade dan penyebarluasan paham olimpiade pada tanggal 23 Juni 1894 dibentuk organisasi non pemerintah yang diberi nama Komite Olimpiade Internasional (International Olympiade Committee/IOC) yang merupakan pendiri sekaligus pelaksanan olimpiade. Organisasi ini selalu berkoordinasi dan bekerjasama dengan Komite Nasional Olimpiade (National Olympic Committee/NOC) dan Asosiasi Olahraga Kontinental. Selain itu, IOC juga membawahi komite-komite olimpiade di setiap kontinental. Penyelenggaraan olimpiade dibagi menjadi dua berdasarkan musimnya, yaitu olimpiade musim panas dan olimpiade musim dingin.
Indonesia juga berpartisipasi dalam gerakan olimpiade modern. Banyak atlet-atlet Indonesia yang memenangkan kejuaraan dan meraih medali emas, perak, dan perunggu. Dengan adanya gerakan olimpiade modern, secara tidak langsung menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang Citus, Altius, dan Fortius.

Jumat, 20 September 2013

RANGKUMAN MATA KULIAH OLIMPISME (3) FILOSOFI DAN NILAI-NILAI DALAM OLIMPISME



Ini adalah ketiga kalinya saya dan teman-teman menghadiri dan mengikuti mata kuliah olimpisme pada hari Sabtu, 14 September 2013. Pada pertemuan saat itu, di akhir mata kuliah, saya, teman-teman, dan Omjay makan siang bersama. Minggu sebelumnya kamu diberi tugas membawa nasi bungkus dengan lauk ayam atau telur. Materi olimpisme yang disampaikan Omjay saat itu adalah filosofi dan nilai-nilai dalam olimpisme.
Olimpiade berasal dari dua kata, yaitu olympic/olimpia yang berarti nama tempat di Athena yang digunakan sebagai penyelenggaraan festival olahraga bangsa Yunani kuno dan ism/isme yang berarti sebuah paham atau ajaran merupakan tatanan sosial yang diyakini memiliki nilai bila diterapkan dalam lingkungan masyarakat.
Olimpisme adalah dasar fundamental dan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengombinasikan keseimbangn antara jasmani dan rohani serta mengharmonikan antara kehidupan, keolahragaan, kebudayaan, dan pendidikan. Visi olimpisme adalah menempatkan olahraga di mana saja sebagai wahana pembentukan manusia secara utuh yang harmonis dalam usaha membangun suatu masyarakat yang damai dan saling menghormati. Paradigma olimpisme dalam olimpiade terdiri dari dua, yaitu prestasi olahraga bukan yang utama dan diskriminasi harus dihindarkan dalam setiap gerakan olimpiade. Olimpisme juga mempunyai motto yang diusulkan oleh Father Henri Didon, yaitu Citius, Altius, Fortius yang berarti lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat.
Di dalam olimpiade terdapat tiga nilai kehidupan, yaitu living excelent, living respect, dan living friendship. Tiga nilai kehidupan tersebut mempunyai nilai-nilai yang dapat dijabarkan.
Nilai-nilai yang terdapat dalam living excelent adalah sebagai berikut.
  1. Kerja keras.
  2. Pantang menyerah.
  3. Fokus.
  4. Terus belajar.
  5. Keseimbangan antara kebugaran fisik, motivasi, dan kekuatan mental.
Nilai-nilai yang terdapat dalam living respect adalah sebagai berikut.
  1. Perbedaan pendapat.
  2. Perbedaan keyakinan.
  3. Perbedaan keragaman budaya.
  4. Perbedaan suku dan bangsa.
  5. Hak-hak manusia.
  6. Pencapaian prestasi.
Nilai-nilai yang terdapat dalam living friendship adalah sebagai berikut.
  1. Persahabatan.
  2. Bersimpati dan berempati.
  3. Kerjasama.
  4. Saling memberi dan melayani.
  5. Saling mendukung.
Tidak hanya nilai-nilai kehidupan, ternyata dalam olimpiade juga terdapat nilai-nilai moral. Ketujuh nilai moral tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Kesempurnaan dalam kinerja.
  2. Berpartisipasi dalam kegembiraan dan kesenangan.
  3. Kejujuran dalam berkompetisi.
  4. Rasa hormat terhadap sesama tanpa memandang  perbedaan bangsa, budaya, suku maupun orang per orang.
  5. Pengembangan kualitas manusia.
  6. Kepemimpinan yang dilandasi oleh kebersamaa berlatih, bekerja, dan berkompetisi.
  7. Kedamaian antar bangsa.
Penjabaran nilai-nilai gerakan olimpiade dan olimpisme secara luas dalam kehidupan adalah sebagai berikut.
  1. Visioner (tujuan jangka panjang).
  2. Peaceful (kedamaian).
  3. No Discrimination (tidak diskriminatif).
  4. Mutual Understanding (saling memahami).
  5. Friendship (persahabatan).
  6. Solidarity (solidaritas).
  7. Fair Play (kejujuran,adil,wajar).
  8. Excellence (keunggulan).
  9. Fun (kesenangan).
  10. Respect (menghargai).
  11. Human Development  (pengembangan diri).
  12. Leadership (Kepemimpinan).
  13. Motivation (semangat,pantang menyerah).
  14. Team Work (kerjasama,sinergi).

Minggu, 15 September 2013

Kusut

Rasanya berkali-kali dibentangkan
Namun tetap saja seperti itu
Berkali-kali mencoba keluar
Tetap masih terjebak dalam kerumunan

Layaknya masalah
Yang tak pernah ada habisnya
Semakin rumit
Menemukan jejak kebenarannya

Seberapa besar mencoba tegar
Tapi tetap ada batasnya
Dan inilah keadaanku
Kusut tak beraturan

Jumat, 13 September 2013

RANGKUMAN KEGIATAN MATA KULIAH OLIMPISME (2) SEJARAH DAN FILOSOFI OLIMPIADE KUNO SEBAGAI AWAL LAHIRNYA OLIMPISME

Sabtu, 7 September 2013 adalah kedua kalinya saya dan teman-teman hadir dalam mata kuliah olimpisme. Materi yang disampaikan Omjay semakin menarik bagi saya. Materi saat itu membahas tentang Sejarah dan Filosofi Olimpiade Kuno. Secara umum, materi tersebut berisi sejarah lahirnya olimpiade serta filososi-filosofinya. Materi ini juga tak kalah bagus dari materi sebelumnya dan menurut saya lebih memotivasi.
Olimpiade begitu populer di dunia. Mengapa demikian? Karena di dalam pelaksanaan olimpiade terdapat unsur persahabatan. Selain itu, menjadi peserta, juara olimpiade, dan penyelenggara olimpiade merupakan impian dan targer strategis dan kebanggaan bagi sebuah bangsa atau negara.
Sejarah lahirnya olimpiade kuno berawal dari ditemukan kembali prasasti peninggalan kebuudayaan kota Olimpia oleh tentara Jerman pada akhir abad 19. Prasasti tersebut menggambarkan sebuah festival olahraga sebagai simbol pemujaan terhadap Dewa Zeus. Olimpiade awalnya adalah bagian dari ritual keagamaan bangsa Yunani dan koloninya yang dilakukan di bukit Kronus yang terletak di gunung Olimpia yang diikuti oleh ratusan atlet. Olahraga yang diperlombakan masih sederhana, seperti lari, gulat, penthatlon, tinju, balap kereta kuda, pancration, balap kuda, dan lari membawa senjata. Lomba ini diadakan 4 tahun sekali di stadion berkapasitas 40.000 di dekat sungai Kladeios yang berlangsung selama 5 hari. Peserta lomba tidak memakai pakaian dimaksudkan untuk menjaga kesucian festival. Peserta dan penonton yang ikut berpartisipasi hanya kaum pria. Selama perlombaan berlangsung tidak boleh ada sikap permusuhan, bahkan jika ada sikap tersebut, maka dihentikan dan dilarang. Pemenang perlombaan diberikan penghargaan tertinggi berupa mahkota daun zaitun dan diberikan gelar pahlawan. Lomba di Olimpia berakhir dan dihentikan oleh kerajaan kristen dan raja yang berkuasa saat itu adalah Theodore I. Kemudian, kota Olimpia dihancurkan oleh Raja Theodore II. Sejak saat itu kota Olimpia dinyatakan hancur dan hilang akibat bencana alam.
Filosofi dan nilai-nilai penyelenggaraan olimpiade kuno adalah sebagai berikut.
  1. Selalu menjaga kesucian diri selama nertanding,
  2. Kekuatan dan kebugaran fisik, keterampilan dan ketahanan mental.
  3. Semangat untuk berprestasi.
  4. Kejujuran dalam pertandingan.
  5. Saling menghargai.
  6. Terciptanya perdamaian.
  7. Terjalinnya kompromi dan kesepakatan antar suku bangsa.
  8. Penghargaan tertinggi bagi yang berprestasi.
  9. Peningkatan ekonomi.
  10. Sukaria/sukacita.

RANGKUMAN KEGIATAN MATA KULIAH OLIMPISME MENUMBUHKEMBANGKAN JIWA-KARAKTER PEMENANG DALAM DIRI MASYARAKAT INDONESIA

Pada hari Sabtu, 31 Agustus 2013, adalah kali pertama saya dan teman-teman menghadiri mata kuliah olimpisme. Tujuan dari mata kuliah ini adalah dapat memahami olimpisme dan filosofinya sebagai nilai universal serta sejarah lahir olimpisme dan berbagai gerakan olimpiade dunia. Materi perdananya adalah Menumbuhkembangakan Jiwa-Karakter Pemenang Dalam Diri Masyarakat Indonesia.
Indonesia menempati peringkat ke-4 jumlah penduduk terbesar di dunia, yakni lebih dari 250 juta. Tidak hanya penduduk terbesar ke-4 di dunia, soal kecerdasan, Indonesia juga tidak kalah unggul dengan negara lain dan terkenal dengan sifat keramahtamahannya. Indonesia juga mempunyai pertambangan emas dan gas terbesar di dunia dengan kulaitas terbaik. Selain itu, Indonesia juga mempunyai 3 hutan tropis dengan luas 39.549.447 hektar dengan keanekaragaman hayati terlengkap yang letaknya di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Indonesia memiliki lautan terluas dan terdapat berbagai macam spesies ikan serta keindahan di dalamnya. Yang tidak kalah penting, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur, karena letaknya yang dilalui oleh garis khatulistiwa dan banyaknya gunung berapi yang masih aktif. Potensi wisata di Indonesia juga sangat besar.
Dari pemaparan di atas, kita bisa mengetahui betapa besar potensi Indonesia yang tidak miliki oleh negara-negara lain. Karena potensinya, tidak sedikit negara asing yang berminat bahkan memerebutkan aset dan kekayaan alam Indonesia. Namun, pada kenyataannya, telah terjadi pergeseran dan perubahan antara visi-misi dengan fenomena dalam masyarakat. Fenomena yang terjadi pada masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan visi-misi bangsa, di antaranya memudarnya rasa toleransi, meningkatnya anarkisme dan radikalisme, kurangnya pembinaan terhadap komunitas positif, meningkatnya jumlah pengangguran, kondisi ekonomi dan kesejahteraan masih rendah dan belum merata, pengendalian ekonomi terhadap bangsa asing, performa dan citra Indonesia terus menurun, serta para elite dan pemimpin negeri kurang harmonis dan sinergis.
Dampak yang akan ditimbulkan dari fenomena pergeseran yang terjadi dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1.   Sulit menghasilkan masyarakat dan pemimpin yang bersikap nasionalis, visioner, dan profesional.
2.  Indonesia akan terus terpuruk dalam permasalahan dan sulit mendapatkan titik temu karena banyaknya konflik kepentingan.
3.   Indonesia tidak siap dalam menghadapi perubahan dan persaingan global.
4.   Citra Indonesia semaklin terpuruk dalam berbagai aspek kehidupan.
Untuk menghidari dampak-dampak tersebut, Indonesia harus memiliki jiwa-karakter pemenang harus dibangkitkan kembali. Untuk membangkitkan kembali jiwa-karatkter pemenang, perlu dibangun kepribadian pemenang, yaitu

  1. Mampu mengendalikan diri dan sikap
  2. Toleransi terhadap perbedaan
  3. Kesadaran terhadap waktu
  4. Percaya diri yang kuat
  5. Prestasi yang tinggi
  6. Tingkat energi yang tinggi

Selain itu, perlu juga kunci sukses untuk menjadi pemenang, yaitu berani mencoba, berani gagal, berani sukses, dan berani berubah. Membangun sikap pemenang juga diperlukan berbagai kemampuan, tingkat pengetahuan, tingkat kemampuan, dan orientasi pada tindakan. Tidak hanya berdasarkan pendapat dan ajaran olimpisme, ternyata kitab suci juga menganjurkan agar manusia selalu siap berubah untuk menjadi pemenang.