Rabu, 29 Juni 2016

Kenangan (dalam) Hujan

Aku menggerutu
Ya, aku menggerutu saat kenangan itu lewat
Mencoba kembali ke masa lalu
Aku tersenyum, menghelas napas

Berhenti di suatu tempat
Seolah melihat reka ulang masa itu
Aku menggerutu lagi,
"Seandainya aku bisa kembali lagi"
Namun sudah terlambat

Waktu tak dapat diputar ulang
Aku hanya rindu
Ingin menyampaikan
"Tulisan tanganmu sudah tidak ada"

Hingga reka ulang itu memudar
Aku sadar itu hanya bayang-bayang kelam
Sepenggal kisah pertemuan yang kontradiksi
Yang sering dipertemukan dalam hujan

Senin, 27 Juni 2016

Dilema: Tentang Impian Terpendam

Lama rasanya tak menulis. Ya, menuliskan keresahan-keresahan yang ada pada diri. Entah, saya harus memulai dari mana, karena terlalu banyak keresahan yang saya rasakan.

Kalau saya dihadapkan pada dua pilihan, di mana salah satu dari pilihan tersebut ialah musik dan saya diharuskan memilih, maka jawabannya ialah saya tidak bisa memilih. Kenapa? Butuh penjelasan yang cukup panjang dan saya akan menjelaskannya.

Musik sempat menjadi bagian yang cukup penting dalam hidup saya sebelum saya seperti sekarang. Lantas, bagaimana dengan sekarang? Musik masih menjadi bagian hidup saya, walaupun tidak sepenting dulu. Kalau bicara soal musik, saya teringat dengan kutipan yang pernah dikirimkan seseorang kepada saya – yang membuat saya cukup tertohok.

Tak bisa saya pungkiri, bahwa… saya tak bisa mengelak  musik telah menjadi bagian hidup saya. Maafkan saya … Maafkan atas ketidaksiapan saya dengan segala komitmen yang telah saya buat, salah satunya berhijrah dari musik. Maafkan saya yang kembali mendengarkan musik. Maafkan…

Jauh sebelum saya memutuskan seperti sekarang, saya memiliki satu impian terpendam. Berkarier dalam bidang seni, terutama musik. Akan tetapi saya sadar, dengan penampilan saya sekarang, rasanya tak mungkin menggapai impian terpendam itu.

Biarlah… Biarkan saya mengubur impian itu sampai serpihan-serpihannya. Impian itu tetap menjadi bagian dari hidup saya, walaupun tak bisa saya gapai. Hidup tak melulu sesuai apa yang dicita-citakan. Hidup berjalan sesuai takdir dan kehendak-Nya. Apapun yang telah dipersiapkan-Nya – percayalah, itu yang terbaik dan ideal untuk kita.

Jumat, 03 Juni 2016

Mengenang (di sela) Begadang

Kronologi hari ini yang membuat saya menorehkan rangkaian kalimat di sini...

Akses internet ---> Online media sosial ---> Lihat timeline ---> ... ---> Menatap gambar

Seorang teman SMA meng-upload sebuah gambar di media sosial mengenai pra-rencana hidupnya. Entah mengapa saya teringat teman semasa SMP dulu. Sewaktu SMA, saya dan dia bisa dibilang masih rajin berkomunikasi, walalupun kami berada di SMA yang beda. Pun sekarang, saya dengan dia kuliah di tempat, negara, bahkan benua yang beda. Namun, komunikasi saya dengan dia sudah jarang, bahkan hampir tidak pernah. Terakhir komunikasi ketika saya semester 2 (kalau tidak salah). Sekarang, saya sudah berkutat dengan kesibukan sendiri, pun demikian dia.

Seandainya saya diberi waktu berkomunikasi, hanya ingin menyampaikan...

"Masih ingat si 'itu' nggak? Dia mau nikah lho dengan calon tunangan dan istrinya..."