Minggu, 22 Juni 2014

Cita-citaku (Bertambah) Satu

Masih sempat-sempatnya saya posting, padahal besok pagi harus rapat... Tak apa, selagi ide masih hangat.

Langsung saja ke bahasan kali ini...

Sepertinya cita-cita saya bertambah. Hal ini saya sadari sejak melihat tayangan debat capres putaran kedua. Dan semakin diperkuat lagi pada tayangan debat capres putaran ketiga tadi. Yang terlintas di pikiran anda mungkin, "Oh, kamu mau jadi presiden ya?" Hm... Prediksi anda kurang tepat. Hehehe...
Cita-cita saya yang satu ini terbilang... ah tidak ada apa-apanya di mata umum. Tapi, menurut pandangan saya, cita-cita ini begitu mulia. Ya, tanpa mereka, entahlah apa jadinya bagi mereka yang membutuhkan. Ada yang bisa tebak cita-cita tambahan saya apa? :)

Cita-cita tambahan saya adalah... seseorang yang ada di pojok kiri bawah pada tayangan debat capres putaran kedua dan ketiga. Penerjemah. Iya, penerjemah bagi orang penyandang tuna rungu. Bagi saya, profesi itu sangat mulia. Ya, mungkin terbilang 'tak ada apa-apanya' di mata umum, tapi tidak di mata mereka yang membutuhkan. Penerjemah itu ibarat jembatan yang menghubungkan komunikasi antara penyandang tuna rungu dengan orang yang normal. Tanpa kehadiran mereka, entah bagaimana komunikasi antara penyandang disabilitas dengan orang yang normal. Bagi saya, penerjemah itu... the best. Mungkin di dunia mereka yang berprofesi seperti ini dipandang biasa saja, tapi in syaa Allah, semoga profesi mereka menjadi pahala di akhirat nanti. Aamiin Yaa Rabb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar