Kamis, 23 Januari 2014

Mengapa Tak Mencoba Bertanya Pada Alam?

Perhatian: Sebaiknya anda berpikir dua kali atau bahkan berkali-kali untuk membaca postingan yang menurut anda (mungkin) klasik dan terlalu klise. Jika anda yakin ingin membaca, silakan. Namun jika tidak, silakan tutup postingan ini dari layar monitor anda. Ini hanya sebuah catatan online mahasiswa yang ingin menumpahkan unek-unek dan inspirasi.



Duka bertebaran di mana-mana. Tak sedikit berteriak "Bencana" atau yang lain, "Banjir" dan "Gunung meletus". Tak sedikit pula yang merongrong menyalahkan penguasa. Nelangsa.
Pernahkan terpikir di benak untuk bertanya pada alam. Iya, bertanya pada alam. Mungkin sebagian orang akan merespon seperti ini, "Halah, apa gunanya bertanya pada alam? Memangnya alam bisa menjawab apa yang kita pertanyakan?"
Respon yang cukup bodoh. Kenapa saya bilang cukup bodoh? Apa kita tidak merasakan bencana yang terjadi ini seakan cara alam menjawab pertanyaan kita atau lebih tepatnya perbuatan kita? Apa yang sudah selama ini kita perbuat kepada alam? Banyak. Memang banyak yang sudah kita perbuat kepada alam. Baiklah jika kita sudah yakin dengan apa yang kita perbuat kepada alam. Kalau begitu jawab pertanyaan berikut.
"Sudah cintakah kita kepada alam? Seberapa besar rasa cinta kita terhadap alam? Sudahkah kita melestarikan alam? Sudahkah kita menjaga alam dengan baik dan benar? Sudah sesuaikah perbuatan kita terhadap alam?"
Silakan dijawab. Bukan jawaban yang mutlak untuk menjawab pertanyaan di atas. Itu tergantung pada diri kita. Mari introspeksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar